1. Ucapan Dan Ejaan
2. Kata dan Pilihan Kata
- Arti Ucapan
Ucapan yang sering kita gunakan di kehidupan sehari hari adalah bahasa pengantar dari kita ke orang lain yang memiliki sebuah maksud dan tujuan. bahasa pengantar kita adalah bahasa indonesia tetapi bahasa indonesia adalah bahasa penuntun atau bahasa kedua. Kita sering dapat menentukan daerah asal seseorang dengan menggunakan bahasa yang digunakannya. Bahasa Indonesia bagi sebagian besar penuturnya adalah bahasa kedua.Para penutur yang berbahasa Indonesia, bahasa Indonesia mereka terpengaruh oleh bahasa daerah yang telah mereka kuasai sebelumnya. Pengaruh itu dapat berkenaan dengan semua aspek ketatabahasaan. Pengaruh yang sangat jelas ialah dalam bidang ucapan. Pengaruh dalam ucapan itu sulit dihindarkan dan menjadi ciri yang membedakan ucapan penutur bahasa Indonesia dari daerah satu dengan daerah yang lain. Sering dengan mudah kita dapat menentukan daerah asal seorang penutur berdasarkan ucapan bahasa Indonesianya.
Pengertian Ejaan
Ejaan ialah keseluruhan system dan peraturan penulisan bunyi bahasa untuk mencapai keseragaman. Ejaan Yang Disempurnakan adalah ejaan yang dihasilkan dari penyempurnaan atas ejaan-ejaan sebelumnya.
- Tanda Baca
Tanda baca adalah symbol yang tidak
berhubungan dengan fonem (suara) atau kata
dan frasa
pada suatu Bahasa, melainkan berperan untuk menunjukkan struktur
dan organisasi suatu tulisan, dan juga
intonasi serta jeda yang dapat diamati sewaktu pembacaan. Aturan tanda
baca berbeda antar bahasa, lokasi, waktu, dan terus berkembang. Beberapa aspek
tanda baca adalah suatu gaya spesifik yang karenanya tergantung pada pilihan
penulis.
- Jenis tanda baca
·
Titik (.) berfungsi
untuk menandai akhir kalimat berita, atau untuk keperluan singkatan, gelar, dan
angka-angka
Contoh:
Abd. Razaq , SPd
Drs. H. Kholilurrahman
Prof. Ir. Arie Musthofa
1. Ketuhanan yang maha esa (bait
pertama dari pancasila)
·
Koma (,) berfungsi
untuk memisahkan anak kalimat atau hal-hal yang disebutkan dalam kalimat, juga
untuk keperluan singkatan, gelar, dan angka-angka.
Contoh:
jika kamu bukan hewan, jin, tau
setan, maka dengarkan apa yang gurumu katakan.
·
Tanda ((..)) kurung
berfungsi untuk menjelaskan suatu istilah yang belum banyak diketahui oleh
banyak manusia yang baik juga ada yang jahat di dunia ini.
Contoh:
Kamu jangan egois (mementingkan
diri sendiri).
Karena di persahabatan itu satu
untuk semuanya.
·
Tanda (`) kutip satu
berfungsi untuk mengasosiasikan suatu istilah.
Contoh:
Apakah kamu sudah membaca puisi
Arie Musthofa. Yang berjudul 'inikah yang dinamakan cinta'
·
Tanda
("...") petik berfungsi untuk menandai kalimat langsung atau
percakapan dalam naskah drama.
Contoh:
Arie: "hey,"
Ririn: "hey juga.Gimana
kabarmu?"
Arie: "saya baik! Kamu?"
Ririn: "alhamdulillah, saya juga
baik"
(Contoh tanda petik yang di pakai
dalam dialog)
·
Tanda (!) seru
berfungsi untuk menegaskan, memberi peringatan bahwa kalimat yang bertanda seru
tersebut perlu untuk diperhatikan.
Contoh:
Hey......., jangan lakukan itu!.
(Tanda seru yang di pakai untuk
memberi peringatan bahwa sesuatu itu tidak boleh di lakukan)
·
Tanda (?) tanya
berfungsi untuk melengkapi kalimat tanya.
Contoh:
Hey friend, kamu mau kemana besok
malam?
·
Tanda (...-...) hubung
berfungsi untuk menghubungkan penggalan kata, kata ulang, rentang suatu nilai.
Contoh:
Kita harus pergi bersama-sama.
Biar acara kita semakin seru.
·
Titik dua (:)
berfungsi untuk mengawali penguraian suatu kalimat.
Contoh:
Saya adalah manusia; punya mata,
telinga, hidung, kaki, tangan, dan rambut.
- Pengertian Kata
Kata adalah kumpulan beberapa huruf yang memiliki makna tertentu. Dalam KBBI
(Kamus Besar Bahasa Indonesia) kata adalah unsur bahasa yang diucapkan atau
dituliskan yang merupakan perwujudan suatu perasaan dan pikiran yang dapat
dipakai dalam berbahasa. Dari segi bahasa kata diartikan sebagai kombinasi
morfem yang dianggap sebagai bagian terkecil dari kalimat. Sedangkan morfem
sendiri adalah bagian terkecil dari kata yang memiliki makna dan tidak dapat
dibagi lagi ke bentuk yang lebih kecil.
- Pengertian Pilihan Kata
Jika kita menulis atau berbicara, kita selalu menggunakan
kata. Kata tersebut dibentuk menjadi kelompok kata, klausa, kalimat, paragraph
dan akhirnya sebuah wacana.
Di dalam sebuah karangan, diksi bisa diartikan sebagai pilihan kata pengarang untuk menggambarkan sebuah cerita. Diksi bukan hanya berarti pilih memilih kata melainkan digunakan untuk menyatakan gagasan atau menceritakan peristiwa tetapi juga meliputi persoalan gaya bahasa, ungkapan-ungkapan dan sebagainya.
Agar dapat menghasilkan cerita yang menarik melalui pilihan kata maka diksi yang baik harus memenuhi syarat, seperti :
• Ketepatan dalam pemilihan kata dalam menyampaikan suatu gagasan.
• Seorang pengarang harus mempunyai kemampuan untuk membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna sesuai dengan gagasan yang ingin disampaikan dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai dengan situasi dan nilai rasa bagi pembacanya.
• Menguasai berbagai macam kosakata dan mampu memanfaatkan kata-kata tersebut menjadi sebuah kalimat yang jelas, efektif dan mudah dimengerti.
Contoh Paragraf :
1). Hari ini Aku pergi ke pantai bersama dengan teman-temanku. Udara disana sangat sejuk. Kami bermain bola air sampai tak terasa hari sudah sore. Kamipun pulang tak lama kemudian.
2). Liburan kali ini Aku dan teman-teman berencana untuk pergi ke pantai. Kami sangat senang ketika hari itu tiba. Begitu sampai disana kami sudah disambut oleh semilir angin yang tak henti-hentinya bertiup. Ombak yang berkejar-kejaran juga seolah tak mau kalah untuk menyambut kedatangan kami. Kami menghabiskan waktu sepanjang hari disana, kami pulang dengan hati senang.
Kedua paragraf diatas punya makna yang sama. Tapi dalam pemilihan diksi pada contoh paragraph kedua menjadi enak dibaca, tidak membosankan bagi pembacanya.
Di dalam sebuah karangan, diksi bisa diartikan sebagai pilihan kata pengarang untuk menggambarkan sebuah cerita. Diksi bukan hanya berarti pilih memilih kata melainkan digunakan untuk menyatakan gagasan atau menceritakan peristiwa tetapi juga meliputi persoalan gaya bahasa, ungkapan-ungkapan dan sebagainya.
Agar dapat menghasilkan cerita yang menarik melalui pilihan kata maka diksi yang baik harus memenuhi syarat, seperti :
• Ketepatan dalam pemilihan kata dalam menyampaikan suatu gagasan.
• Seorang pengarang harus mempunyai kemampuan untuk membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna sesuai dengan gagasan yang ingin disampaikan dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai dengan situasi dan nilai rasa bagi pembacanya.
• Menguasai berbagai macam kosakata dan mampu memanfaatkan kata-kata tersebut menjadi sebuah kalimat yang jelas, efektif dan mudah dimengerti.
Contoh Paragraf :
1). Hari ini Aku pergi ke pantai bersama dengan teman-temanku. Udara disana sangat sejuk. Kami bermain bola air sampai tak terasa hari sudah sore. Kamipun pulang tak lama kemudian.
2). Liburan kali ini Aku dan teman-teman berencana untuk pergi ke pantai. Kami sangat senang ketika hari itu tiba. Begitu sampai disana kami sudah disambut oleh semilir angin yang tak henti-hentinya bertiup. Ombak yang berkejar-kejaran juga seolah tak mau kalah untuk menyambut kedatangan kami. Kami menghabiskan waktu sepanjang hari disana, kami pulang dengan hati senang.
Kedua paragraf diatas punya makna yang sama. Tapi dalam pemilihan diksi pada contoh paragraph kedua menjadi enak dibaca, tidak membosankan bagi pembacanya.
- Makna Kata
Secara umum, makna kata dibedakan menjadi:
1. Makna denotasi
Makna denotasi adalah makna yang sesuai dengan makna yang
terdapat dalam kamus.
2. Makna konotasi
Makna konotasi adalah makna yang didasarkan atas perasaan
tertentu atau nilai rasater tentu disamping makna dasar yang umum.
3. Makna leksikal
Makna leksikal adalah makna kata sebagai satuan bebas. Makna
ini dapat disejajarkan dengan makna denotasi.
4. Makna gramatikal
Makna gramatikal adalah makna suatu satuan bahasa yang
dimiliki melalui proses gramatikal.
5. Makna idiomatik
Makna idiomatik adalah makna yang terdapat pada kelompok
kata tertentu yang tidak dapat ditelusuri asal-usul kemunculannya. Makna ini
bersifatkiasan.
Contoh:
keras kepala, yang berarti susah diatur bukan berarti kepala yang keras.
keras kepala, yang berarti susah diatur bukan berarti kepala yang keras.
- Struktur Leksikal
Yang dimaksud dengan struktur leksikal adalah bermacam-macam
pertalian semantik yang terdapat di dalam kata.
Polisemi
Seperti terlihat dalam contoh yang lalu, satu kata mungkin
mempunyai arti lebih dari satu. Di antara arti-arti itu masih ada hubungan,
meskipun hanya sedikit atau hanya bersifat kiasan. Kata angin misalnya dalam
arti gramatikal masih dapat dicari hubungannya dengan yang bermakna leksikal.
Kata-kata yang dapat memiliki bermacam-macam arti demikianlah yang disebut
dengan polisemi. Poli berarti banyak, semi berarti tanda.
Dalam kamus Linguistik Harimurti Kridalaksana, kata polisemi
dijelaskan sebagai memiliki makna pemakaian bentuk bahasa seperti kata, frase,
dan sebagaina dengan makna yang berbeda-beda. Misalnya:
Sumber, yang berarti: 1) Sumur,
2) Asal, 3) Tempat sesuatu yang banyak;
Kambing hitam, yang
berarti: 1) Kambing yang hitam, 2) Orang yang dipersalahkan.
Kata polisemi dalam bahasa Inggris adalah polysemy atau multiple
meaning.
Polisemi merupakan perkembangan makna kata. Perubahan makna kata
dapat terjadi dalam suatu bahasa atau dari satu bahasa ke bahasa yang lain.
Dalam proses perubahan makna kata, makna asal ada yang masih tetap bertahan di
samping makna baru ada pula yang hilang tidak dipergunakan lagi dalam pemakaian
bahasa sehari-hari.
Homonimi
Apabila dalam polisemi kita berbicara mengenai satu kata yang
mempunyai beberapa arti, maka dalam homonimi kita memperoleh kenyataan lain
bahwa yang menyangkut dua kata atau lebih yang berlainan makna, tetapi
mempunyai bentuk yang sama (homograf) atau mempunyai bunyi yang sama (homofon).
Dalam polisemi kita hanya berhadapan dengan satu kata saja. Sedangkan dalam
homonimi kita berhadapan dengan dua kata atau lebih.
Dalam homonimi seakan-akan kita berhadapan dengan satu kata yang
mempunyai beberapa arti, tetapi arti yang satu dengan yang lain tidak mempunyai
hubungan sama sekali. Dalam hal ini sebetulnya bukan satu kata melainkan
beberapa kata (yang berlainan asal usulna) yang secara kebetulan mempunyai
bentuk yang sama.
Contoh kata-kata yang berhomonim:
Bisa, ketoprak, beruang, mengerang, dan
sebagainya.
Bisa, berarti: 1) dalam
bahasa Jawa berarti sanggup atau dapat, 2) bahasa Melayu yang berarti racun.
Ketoprak, berarti: 1) dari Bahasa
Jawa berarti sebangsa sandiwara dengan menari dan menyanyi disertai gamelan, 2)
dari bahasa Jakarta berarti nama makanan terdiri dari tahu dan taoge, kecap dan
sebagainya.
Beruang, berarti: 1) nama
binatang buas, 2) mempunyai ruang (bentuk dasar ruang mendapatkan afiks –ber),
3) mempunyai uang (dari bentuk dasar uang mendapat afiks –ber).
Mengerang, berarti: 1) mengeluh,
merintih karena kesakitan (dari kata erang mendapat afiks me-), 2) mencari
kerang.
Kata homonimi berasal dari bahasa Yunani Kuno yakni onoma yang
berarti nama dan homos yang berarti sama. Arti harfiahnya sama nama
untuk benda lain. Dalam bahasa Indonesia kadang-kadang homonimi masih dapat
dibedakan lagi atas homograf dan homofoni (homofon). Semua contoh tersebut
adalah homonym yang bersifat homofon. Yaitu kata-kata yang mempunyai bunyi atau
ucapan yang sama. Sedangkan kata-kata sedan (1), sedan (2), teras (1), dan
teras (2), adalah kata-kata homonym yang bersifat homograf. Yaitu kata-kata
yang sama tulisannya.
Sinonimi
Sinonimi atau lebih dikenal dengan istilah sinonim yaitu
kata-kata yang bentuknya berbeda tetapi artinya sama. Kata sinonim berasal dari
kata Yunani Kuno onoma yang berarti nama dan syn yang berarti dengan. Secara
harfiah artinya adalahnama lain untuk benda yang sama.
Yang dimaksud sama dalam batasan ini tidak bersifat mutlak,
sebab dalam pemakaian sehari-hari tidak ada dua kata yang benar-benar sama
maknanya. Bahkan yang dikatakan sinonim itu mempunyai makna yang sama sekali
berlainan.
Gorys Keraf membuat batasan sinonimi adalah suatu istilah yang
dapat ditafsirkan sebagai:
1. Telaah mengenai bermacam-macam kata yang memiliki makna yang
sama
2. Keadaan di mana dua kata memiliki makna yang sama
Sebaliknya sinonim adalah kata yang memiliki makna yang sama.
Dalam kamus Linguistik Harimurti Kridaklaksana dijelaskan bahwa
sinonim yaitu bentuk bahasa yang maknanya mirip atau sama dengan bentuk lain;
kesamaan itu berlaku bagi kata, kelompok kata, atau kalimat. Walaupun umumnya
yang dianggap sinonim hanyalah kata-kata saja.
Bagaimana sinonim-sinonim itu terjadi?
1. Karena perkembangan sejarah, terutama melalui proses serapan.
Pengenalan dengan bahasa asing mengakibatkan masuknya kata-kata baru yang
sebenarnya sudah ada padanannya dalam bahasa sehari-hari. Seperti kitab dan
buku.
2. Karena masuknya kata-kata daerah atau dialek-dialek yang
berbeda. Seperti tali dan tambang, singkong dan ketela.
3. Karena perbedaan gaya atau register. Seperti mati dan
meninggal, kuat dan perkasa, bagus dan elok.
4. Makna emotif (nilai rasa) dan evaluatif dapat pula
menciptakan sinonim-sinonim. Makna denotatif atau juga disebut makna kognitif,
makna ideasional, makna proposisional atau makna denotasional dari kata-kata
itu tetap sama seperti: gadis, dara dan perawan. Opas, kuli dan budak.
Ekonomis, hemat dan irit.
Di samping itu masih ada sinonim yang bersifat kolokasional
yaitu ada kata-kata yang hanya muncul dalam hubungan dengan kata tertentu.
Misalnya kata belia bersinonim dengan teruna, remaja dan muda, tetapi kata yang
boleh diikutinya dan didahuluinya tidak sama.
Hiponimi
Antara sebuah kata dengan kata yang lain sering terdapat semacam
relasi atas dan bawah, yang dalam ilmu bahasa disebut hiponimi. Karena ada
tingkat atas dan bawah, maka kata yang berkedudukan sebagai kelas atas disebut
superordinat dan dikelas bawah disebut hiponim. Contohnya bunga mawar, bunga
dahlia, bunga kamboja, bunga melati. Mawar, dahlia, kamboja dan melati
merupakan hiponim. Sedangkan Bunga adalah superordinatnya.
Dari Kamus Linguistik Harimurti Kridalaksana kita dapat
memperoleh kejelasan bahwa hiponimi adalah hubungan dalam semantik antara makna
spesifik dan makna generik. Makna generik yaitu unsur leksikal yang maknanya
mencakup segolongan unsur.
Misalnya antara kucing, anjing, dan kambing di satu pihak dan
hewan di pihak yang lainnya. Kucing, anjing dan kambing disebut hiponim
dari hewan; hewan disebut superordinat dari kucing, anjing dan kambing; kucing,
anjing dan kambing disebut ko-hiponim.
Doblet
Ada kata-kata yang benar-benar sama asal usulnya dan dalam
perkembangannya lalu ada yang berbeda bentuk maupun artinya. Jikalau sepatah
kata timbul dan mempunyai dua varian, kemudian varian itu diberi arti yang
berlainan, maka doblet ini bisa timbul.
Misalnya sajak dengan sanjak. Jabat dengan jawat. Negara dengan
negeri dan sebagainya.
3. Kalimat Efektif
- Pengertian Kalimat
Kalimat adalah satuan bahasa berupa kata atau rangkaian
kata yang dapat berdiri sendiri dan menyatakan makna yang lengkap. Kalimat
adalah satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan pikiran yang utuh, baik dengan
cara lisan maupun tulisan. Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan dengan suara
naik turun, dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir.
Sedangkan dalam wujud tulisan berhuruf latin, kalimat dimulai dengan huruf
kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.) untuk menyatakan kalimat berita
atau yang bersifat informatif, tanda tanya (?) untuk menyatakan pertanyaan dan
tanda seru (!) untuk menyatakan kalimat perintah. Sekurang-kurangnya kalimat
dalam ragam resmi, baik lisan maupun tertulis, harus memiliki sebuah subjek (S)
dan sebuah predikat (P). Kalau tidak memiliki kedua unsur tersebut, pernyataan
itu bukanlah kalimat melainkan hanya sebuah frasa. Itulah yang membedakan frasa
dengan kalimat. Di sini, kalimat dibagi menjadi dua, yaitu:
Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat yang hanya mempunyai satu pola kalimat,
yaitu hanya memiliki satu subjek dan satu predikat, serta satu keterangan (jika
perlu)
Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk adalah kalimat yang mempunyai dua pola kalimat
atau lebih. Kalimat majemuk ini terdiri dari induk kalimat dan anak kalimat.
Cara membedakan anak kalimat dan induk kalimat yaitu dengan melihat letak
konjungsi. Induk kalimat tidak memuat konjungsi di dalamnya, konjungsi hanya
terdapat pada anak kalimat.
Setiap kalimat majemuk mempunyai kata penghubung yang berbeda,
sehingga jenis kalimat tersebut dapat diketahui dengan cara melihat kata
penghubung yang digunakannya. Jenis-jenis kalimat majemuk adalah:
1.
Kalimat Majemuk Setara
2.
Kalimat Majemuk
Rapatan
3.
Kalimat Majemuk
Bertingkat
4.
Kalimat Majemuk
Campuran
- Hal-hal Yang Berhubungan Dengan Kalimat
Hal yang berhubungan dengan kalimat efektif adalah Alinea.
Alinea adalah satu kesatuan pikiran, satu kesatuan yang lebih tinggi dari
sebuah kalimat .
Alinea merupakan himpunan yang saling berkaitan untuk
membuat sebuah gagasan dari sang penulis. Dari pembentukan sebuah alinea harus
mempunyai tujuan dimana sang penulis harus menceritakan idenya kedalam suatu
cerita dan menegaskan perhatian secara wajar diakhir kalimat.
Syarat-syarat pembentukan Alinea :
1. Kesatuan: Semua kalimat yang mendukung alinea secara
bersama-sama mendukung sebuah ide.
2. Koherensi: Saling berhubungan sebuah kalimat dengan
kalimat lainnya yang membentuk sebuah alinea.
3. Pengembangan: Sebuah alinea memiliki pengembangan
gagasan/ide dengan menggunakan kalimat pendukung.
4. Efektif: Dengan penggunaan kalimat yang efektif, maka ide
akan disampaikan secara tepat.
Pola Pengembangan Alinea :
a. Alinea deduktif : Kalimat utamanya terdapat pada bagian
awal kalimat.
b. Alinea induktif : Kalimat utamanya terdapat pada bagian
akhir kalimat.
c. Alinea campuran : Kalimat utamanya terletak di awal dan
ditegaskan kembali pada bagian akhir.
d. Alinea diskriptif : Kalimat utama yang tersirat pada
seluruh kalimat di paragraph tersebut.
Disetiap alinea pasti ada kalimat yang saling berhubungan
dengan kalimat lainnya. Maka pada saat melakukan penulisan, kita harus memiliki
dua buah kalimat penting yaitu kalimat utama dan kalimat penjelas.
-Kalimat Utama
Biasanya kalimat utama diletakkan pada awal kalimat, tetapi
kalimat utama bisa diletakkan ditengah maupun diakhir kalimat. Kalimat utama
adalah kalimat inti dari sebuah gagasan yang berisi sebuah pernyataan dan akan
dijelaskan oleh kalimat penjelas.
-Kalimat Penjelas
Kalimat Penjelas adalah kalimat yang memberikan penjelasan
ide dari kalimat utama suatu paragraph.
· Jenis-jenis
alinea berdasarkan letak ide pokok
Ide Pokok memiliki berbagai ciri-ciri. Ciri-ciri Ide Pokok
antara lain sebagai berikut:
a.Berupa pikiran utama atau gagasan utama.
b.Mengandung pokok persoalan atau inti persoalan.
c.Letak ide pokok di awal paragraf(deduktif),akhir
paragraf(induktif),awal dan akhir paragraf(deduktif-induktif),dan menyebar
diseluruh kalmat(paragraf narasi dan deskripsi).
d.Dinyatakan secara eksplisit dalam kalimat utama atau
kalimat topik.
e.Ide pokok dituangkan dalam satu kalimat dan kalimat
tersebut disebut juga kalimat utama.
f.Biasanya kalimat utama dapat diidentifikasi dengan
mudah.Kata kunci yang menunjukan
kalimat utama antara lain sebagai berikut:
~ Sebagai kesimpulan……, ~ Dengan demikian……,
~ Yang penting………., ~ Intinya………,
~ Jadi………., ~ Pokoknya………,
Berikut adalah macam macam paragraf menurut letak kalimat
utamanya
Macam macam paragraf menurut letak atau keberadaan kalimat
utamnya antara lain sebagai berikut:
A.Paragraf Deduktif adalah paragraf yang gagasan utamanya
terletak di awal paragraf.Gagasan utamaatau pokok persoalan paragraf itu
dinyatakan dalam kalimat pertama.Kemudian disusul dengan kalimat-kalimat
penjelas.
Contoh:
Satu satunya bidang pembangunan yang tidak mengalami imbas
krisis ekonomi sektor sektor di bidang pertanian. Misalnya,perikanan masih
meningkat cukup mengesankan,yaitu 6,65 persen;demikian pula perkebunan ,yang
meningkat 6,46 persen.Secara Umum,konstribusi dar sektor sektor pertanian
terhadap produk domestik bruto(PDB)meningkat 18,07 persen menjadi 18,04
persen.Padahal selama 30 tahun terakhir,pangsa sektor pertanian meroso dara
tahun ke tahun.
B.Paragraf Induktif adalah paragraf yang gagasan utamanya
terletak di akhir paragraf.Mula mula dikemukakan fakta fakta ataupun uraian
uraian.Kemudian dari fakta fakta itu penulis menggeneralisasikannya ke dalam
sebuah kalimat.
Contoh:
Baik di Indonesia maupun di negaranya sendiri,shin-chan
tidak dianggap sebagai role model yang baik buat anak anak.Protes pun
bermunculan.Ruang surat pembaca di koran koran dipenuhi dengan keberatan para
orang tua terhadap komik yang laris manis itu.Umunya surat itu datang dari
kalangan ibu.Menurut mereka dalam suratnya,kelakuan shin-chan diikuti oleh anak
anak. Shin-chan,dimata para orang tua di indonesia,adalah setan kecil penebar
virus.
Paragraf diatas dengan jelas mengungkapkan gagasan bahwa
Shin-chan merupakan komik yang menebarkan pengaruh yang berbahaya.Karena dalam
paragraf tersebut dikatakan bahwa shin-chan merupakan setan kecil penebar
virus.
C. Paragraf Campuran(Deduktif-Induktif) adalah paragraf yang
gagasan utamanya terletak pada kalimat pertama dan terakhir.Dalam paragraf ini
terdapat dua kalimat utama.Kalimat terakhir umunya mengulangi gagasan yang
dinyatakan kalimat pertama dengan sedikit tekanan atau variasi.
Contoh:
Saya berkeyakinan kalau Indonesia menfokuskan diri pada
sektor agrobisnis,tidak ada negara lain yang mampu menandingi kita. Agar
reformasi tersebut dapat terjadi,yang over valued harus dihindari.Memang,krisis
ekonomi yang sedang berlangsung telah mengoreksi nilai tukar kita.Dalam hal
ini,pemerintah tidak perlu memaksa rupiah menguat,tetapi biarkan mekanisme
pasar menemukan keseimbangannya.Yang perlu dilakukan adalah menyesuaikan diri
terhadap nilai tukar yang ada dengan mendorong industri industri yang mampu
survive pada nilai tukat yang ada dengan agrobisnis.Bagi sektor
Agrobisnis,semakin melemah rupiah asal stabil.akan semakin baik.
SUMBER REFERENSI
- https://id.wikibooks.org/wiki/Subjek:Bahasa_Indonesia/Materi:Kata
- https://desifitras.wordpress.com/2014/11/03/tugas-i-ucapan-dan-ejaan/
- https://id.wikipedia.org/wiki/Tanda_baca
- http://dwiajisapto.blogspot.co.id/2011/02/diksi-pilihan-kata.html
- http://ruangbacabajang.blogspot.co.id/2013/05/makna-kata.html
- https://dioramakata.wordpress.com/2014/01/09/struktur-leksikal/
- https://id.wikipedia.org/wiki/Kalimat
- http://chanylinesusi.blogspot.co.id/2013/10/kata-pilihan-kata-serta-kalimat-efektif.html
0 komentar:
Posting Komentar