BAB I
PENDAHULUAN
1. Sejarah Infrared/Inframerah
Kurang dari 200 tahun yang lalu keberadaan infrared menjadi bagian dari
spektrum elektromagnetik bahkan tidak dicurigai. Makna asli dari
spektrum infrared, atau hanya ‘infrared‘ seperti yang sering disebut,
sebagai bentuk radiasi panas mungkin kurang jelas hari ini daripada pada
waktu penemuannya oleh Herschel pada tahun 1800. Herschel segera yakin
akan perlunya mendirikan percobaan sistematis, dengan tujuan mencari
satu bahan yang akan memberikan pengurangan yang diinginkan, kecerahan,
serta pengurangan maksimum panas. Ia mulai percobaan dengan benar-benar
mengulangi percobaan prisma Newton, tetapi mencari efek pemanasan
daripada distribusi visual intensitas dalam spektrum. Pertama-tama ia
menghitamkan bola lampu merkuri yang sensitif dalam kaca termometer
dengan tinta, dan dengan ini sebagai detektor radiasi, ia mulai menguji
efek pemanasan dari berbagai warna spektrum yang terbentuk di atas meja
dengan sinar matahari yang lewat melalui kaca prisma. Termometer lain,
ditempatkan di luar sinar matahari, berfungsi sebagai kontrol.
Selama termometer hitam itu bergerak perlahan di sepanjang spektrum warna, suhu bacaan menunjukkan peningkatan yang stabil dari ujung ungu ke ujung merah. Ini sudah dapat diduga, karena peneliti Italia, Landriani, dalam percobaan serupa pada tahun 1777 telah melihat efek yang sama. Namun saat itu, Herschel yang pertama mengakui bahwa harus ada suatu titik di mana efek pemanasan mencapai maksimum, dan pengukuran mereka terbatas pada bagian yang kelihatan dari spektrum gagal untuk menemukan titik ini.
Memindahkan termometer ke dalam kawasan gelap di luar ujung merah spektrum, Herschel menegaskan bahwa pemanasan terus meningkat. Ia menemukan bahwa titik maksimumnya terletak jauh melampaui akhir merah, dalam apa yang dikenal saat ini sebagai ‘panjang gelombang infra merah‘.
2. Perkembangan Awal Infrared/Inframerah
Termometer, sebagai detektor radiasi, tetap tak tertandingi hingga tahun
1829 ketika Nobili menemukan termokopel. Lalu sebuah terobosan terjadi
ketika Melloni menghubungkan sejumlah termokopel secara seri untuk
membentuk thermopile pertama. Perangkat baru ini sekurang-kurangnya 40
kali lebih sensitif daripada termometer untuk mendeteksi radiasi panas,
dan mampu mendeteksi panas dari satu tempat hingga radius tiga meter
jauhnya.
Peta panas pertama kali dibuat pada 1840, yang merupakan hasil kerja Sir John Herschel, putra dari sang penemu inframerah dan seorang astronom terkenal. Berdasarkan penguapan diferensial dari lapisan minyak tipis yang terkena panas, gambar termal dapat dilihat dari cahaya yang tercermin di mana efek interferensi dari film minyak membuat gambar dapat terlihat oleh mata. Sir John juga berhasil memperoleh rekaman primitif dari gambar termal tersebut di atas kertas, yang ia sebut sebagai 'termograf'.
BAB II
LANDASAN TEORI
1. Pengertian
Infra merah (infra red) ialah sinar elektromagnet yang panjang
gelombangnya lebih daripada cahaya nampak yaitu di antara 700 nm dan 1
mm. Sinar infra merah merupakan cahaya yang tidak tampak. Jika dilihat
dengan spektroskop cahaya maka radiasi cahaya infra merah akan nampak
pada spectrum elektromagnet dengan panjang gelombang di atas panjang
gelombang cahaya merah. Dengan panjang gelombang ini maka cahaya infra
merah ini akan tidak tampak oleh mata namun radiasi panas yang
ditimbulkannya masih terasa/dideteksi.
Dalam komunikasi infrared, infrared befungsi sebagai sebuah medium
penghantar atau pemancar data, dan penerima data. Sesuai dengan yang
telah ditetapkan oleh konsorsium Infrared Data Association (IrDA), sinar
infrared dari Light Emitting Diode (LED) memiliki panjang gelombang
sekitar 875 nm. Hingga kini memiliki dua versi yaitu Versi 1.0 dan 2.0.
Standar dari IrDA adalah kedua versi dari infrared hanya terletak pada
jumlah data yang dapat ditransfer dalam satu paket. Versi 1.0 dari
infrared memiliki kecepatan dari 2,4 hingga 115,2 Kbps. Sementara versi
2.0 memiliki kecepatan dari 0,576 hingga 1,152 Mbps. Infrared memiliki
dua kecepatan yang berbeda karena struktur pengiriman data pada
interkoneksi ini cukup unik. Untuk menghindari gangguan saat terjadi
perpindahan data, maka pertama kali protokol infrared akan mengirimkan
“sinyal tes” dengan kecepatan sinyal yang rendah. Dengan tes ini, bila
kondisi sudah sesuai, maka kecepatan penuh digunakan dalam transfer
data. Hal ini tentu berpengaruh pada penghematan daya.
Komunikasi Data Wireless Dengan Infra Merah / Infra Red (IR) merupakan suatu sistem komunikasi data tanpa kabel menggunakan media transmisi cahaya infra merah (IR). Membuat suatu perangkat komunikasi dengan inframerah (IR) merupakan ide yang sangat aplikatif dan akan sering digunakan. Sebagai contoh suatu perangkat komunikasi data wireless dengan infra merah (IR). Membuat perangkat komunikasi data wireless dengan Infra Merah dapat dibuat dengan sederhana seperti yang ada dalam artikel Komunikasi Data Dengan Infra Merah / Infra Red (IR) ini.
Di era globalisasi ini, telah banyak device-device yang dikeluarkan oleh produsen device digital yang memudahkan proses komunikasi atau perpindahan data yang disebabkan oleh banyaknya permintaan konsumen seperti infrared atau infra merah, Bluetooth, dan lainnya. Device-device tersebut termasuk alat interkoneksi wireless dimana, perpindahan data dapat dilakukan tanpa adanya kontak fisik ataupun alat bantuan lainnya.
Komunikasi Data Wireless Dengan Infra Merah / Infra Red (IR) merupakan suatu sistem komunikasi data tanpa kabel menggunakan media transmisi cahaya infra merah (IR). Membuat suatu perangkat komunikasi dengan inframerah (IR) merupakan ide yang sangat aplikatif dan akan sering digunakan. Sebagai contoh suatu perangkat komunikasi data wireless dengan infra merah (IR). Membuat perangkat komunikasi data wireless dengan Infra Merah dapat dibuat dengan sederhana seperti yang ada dalam artikel Komunikasi Data Dengan Infra Merah / Infra Red (IR) ini.
Di era globalisasi ini, telah banyak device-device yang dikeluarkan oleh produsen device digital yang memudahkan proses komunikasi atau perpindahan data yang disebabkan oleh banyaknya permintaan konsumen seperti infrared atau infra merah, Bluetooth, dan lainnya. Device-device tersebut termasuk alat interkoneksi wireless dimana, perpindahan data dapat dilakukan tanpa adanya kontak fisik ataupun alat bantuan lainnya.
2. Penggolongan Infrared
Berdasarkan daerah panjang gelombangnya, infra merah dapat dibedakan menjadi tiga daerah, yakni :- Near Infrared dengan daerah panjang gelombang 0.75 - 1.5 µm.
- Mid Infrared dengan daerah panjang gelombang 1.50 - 10 µm.
- Far Infrared dengan daerah panjang gelombang 10 - 100 µm.
3. Sistem Kerja Komunikasi Data Wireless Dengan Infra Merah (IR)
Komunikasi data tanpa kabel dengan infra merah pada dasarnya cukup
sederhana, yaitu komunikasi ini bekerja dengan prinsip modulasi data
dengan frekuensi carrier. Penerima infra merah pada dasarnya di desain
untuk menerima frekuensi cahaya infra merah gengan panjang gelombang
tertentu dan frekuensi tertentu. Modul receiver yang digunakan disini
adalah TSO4840 yang didesain dengan frekuensi kerja 40KHz dengan panjang
gelombang 950nM.
Fungsi modulasi data pada rangkaian transmiter infra merah diatas dilakukan oleh gerbang NAND dengan mengkombinasikan frekuensi carrier 40KHz dengan data yang dikirimkan. Dalam rangkaian transmiter tersebut digunakan 2 dioda LED Infre Merah, hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan jangkauan dan coverage area data yang ditransmisikan. Led Infra merah tersebut akan menyala bersamaan pada saat ada data dikirimkan, dan akan mati bersamaan juga pada saat tidak ada data yang dikirimkan.
Proses koneksi infrared bekerja dengan cara yang sangat sederhana. Ketika terjadi pertemuan di antara dua buah device dengan interkoneksi tersebut, maka akan terjadi sebuah pengenalan secara anonim diantara kedua device tersebut. Pengenalan ini kemudian berlanjut ke arah yang lebih dalam lagi di mana kedua device tersebut meyetujui untuk memberi “nama sementara” pada masing-masing device sehingga protokol infrared mengenali kedua belah pihak dan melakukan transfer data atau untuk sekedar mempertahankan koneksi hingga perintah terakhir dijalankan. Tentunya hal ini memudahkan koneksi untuk device dengan interkoneksi infrared karena tidak diperlukannya proses pairing yang merepotkan.
Diagram Blok Dan Aplikasi Modul Penerima Infra Merah (IR) TSOP4840
Rangkaian Transmiter Infra Merah (IR) Dengan LED TSAL6100
Fungsi modulasi data pada rangkaian transmiter infra merah diatas dilakukan oleh gerbang NAND dengan mengkombinasikan frekuensi carrier 40KHz dengan data yang dikirimkan. Dalam rangkaian transmiter tersebut digunakan 2 dioda LED Infre Merah, hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan jangkauan dan coverage area data yang ditransmisikan. Led Infra merah tersebut akan menyala bersamaan pada saat ada data dikirimkan, dan akan mati bersamaan juga pada saat tidak ada data yang dikirimkan.
Proses koneksi infrared bekerja dengan cara yang sangat sederhana. Ketika terjadi pertemuan di antara dua buah device dengan interkoneksi tersebut, maka akan terjadi sebuah pengenalan secara anonim diantara kedua device tersebut. Pengenalan ini kemudian berlanjut ke arah yang lebih dalam lagi di mana kedua device tersebut meyetujui untuk memberi “nama sementara” pada masing-masing device sehingga protokol infrared mengenali kedua belah pihak dan melakukan transfer data atau untuk sekedar mempertahankan koneksi hingga perintah terakhir dijalankan. Tentunya hal ini memudahkan koneksi untuk device dengan interkoneksi infrared karena tidak diperlukannya proses pairing yang merepotkan.
Komunikasi infrared dilakukan dengan menggunakan dioda infra merah sebagai pengirim dan modul penerima (receiver) infra merah sebagai penerimanya. Untuk jarak yang cukup jauh, kurang lebih tiga sampai lima meter, pancaran data infra merah harus dimodulasikan terlebih dahulu untuk menghindari kerusakkan data akibat noise. Selain itu, sinyal harus dimodulasi karena infrared tidak menggunakan banyak daya sehingga sinyal yang dihasilkan cenderung lemah.
Modulasi sinyal infrared |
Untuk perpindahan data yang menggunakan media udara sebagai media
perantara biasanya menggunakan frekuensi carrier sekitar 30 KHz sampai
dengan 40 KHz. Infrared yang dipancarkan melalui udara ini paling
efektif jika menggunakan sinyal carrier yang mempunyai frekuensi di
atas. Sinyal yang dipancarkan oleh pengirim diterima oleh penerima infra
merah dan kemudian didecodekan sebagai sebuah paket data biner. Proses
modulasi dilakukan dengan mengubah kondisi logika 0 dan 1 menjadi
kondisi ada dan tidak ada sinyal carrier infra merah yang berkisar
antara 30KHz sampai 40 KHz. Pada komunikasi data serial, kondisi idle
(tidak ada transmisi data) adalah merupakan logika ‘0’, sedangkan pada
komunikasi infra merah kondisi idle adalah kondisi tidak adanya sinyal
carrier. Hal ini ditujukan agar tidak terjadi pemborosan daya pada saat
tidak terjadi transmisi data.
Timing diagram sinyal infrared |
Setiap device mengeluarkan sinyal infra merah yang berbeda. Sinyal
tersebut ditangkap penerima sinyal untuk dikodekan lebih lanjut. Sinyal
yang dikirim biasanya dalam bentuk termodulasi. Bentuk modulasi
berbeda-beda bergantung pada pembuatan masing-masing remote.
Jenis-jenis infra red receiver ada dua macam tipe yaitu:
- RX device. Perangkat ini dapat berupa infrared receiver pada port IrDa.
- DCD device. Perangkat dimana bit-bit stream yang diterima akan dikirimkan melalui Data Carrier Detect (DCD) line.
Pemancar dan penerima sinyal infra merah biasanya memiliki reliabilitas
yang baik dan cenderung tidak begitu mahal, akan tetapi gangguan dari
sumber infra merah lain dapat mempengaruhi kinerja peralatan.
4. Kelebihan dan kekurangan dari infra merah ;
Kelebihan dan kekurangan merupakan suatu kewajaran bagi sebuah komunikasi data yang diciptakan oleh manusia. Untuk mengatasi kekurangan-kekurangan itulah, saat ini para produsen berlomba-lomba menghasilkan sebuah komunikasi data yang memiliki banyak kelebihan. Infrared sendiri pun memiliki kelebihan dan kekurangan. Berikut adalah kelebihannya :- Termasuk komunikasi data yang media pengirimannya Unguided atau tidak memerlukan benda fisik melainkan ditransmisikan melalui udara.
- Komunikasi data ini hanya bersifat satu arah dan hanya terjadi pada 2 device sehingga keamanan data lebih terjamin karena hacker atau penguping harus secara langsung memotong cahaya itu guna mendapatkan akses ke informasi yang sedang ditransfer.
- Infrared dapat memantul pada dinding-dinding atau langit-langit sehingga membantu dalam jaringan ruangan tunggal.
- Infrared tidak terganggu oleh sinyal-sinyal elektromagnetik dan interferensi radio sehingga mendorong kestabilan sistem infrared.
- Infrared mudah dibuat dan harganya murah.
- Instalasinya mudah sehingga dapat dilakukan siapa saja.
- Dapat dibawa kemana-mana.
- Komunikasi data dengan infrared dapat dilakukan kapan saja, karena pengiriman dengan infrared tidak membutuhkan sinyal.
- Komunikasi data dari device misalnya pada handphone tidak membutuhkan biaya atau gratis.
- Setiap devices harus terarah dan “bertatap muka” langsung karena infrared menggunakan sinyal terarah dan biasanya hanya 30 derajat.
- Teknologi yang cukup tua, kecepatan yang sangat terbatas jika dibandingkan dengan komunikasi data melalui Bluetooth.
- Jarak yang sangat terbatas dan tidak flesibel, mobiles.
- Device infrared pastilah sangat terbatas pada koneksi point-to-point.
- Infrared tidak dapat menembus dinding seperti daya rendah (maksimum 2 mW)
- Komunikasi data secara infrared tidak dapat digunakan di luar ruangan karena akan terganggu oleh cahaya matahari.
5. Aplikasi Infrared
Device yang hingga saat ini masih menggunakan infrared adalah remote
control dimana jenis remote control sendiri bermacam-macam diantaranya
remote control AC, remote control televisi, remote control VCD dan
sebagainya. Mekanisme komunikasi data remote control berbeda dengan
mekanisme komunikasi data device lain.
Secara umum, komunikasi data remote control adalah sebagai berikut :
- Tegangan yang digunakan dalam mekanisme adalah tegangan AC (30–40 KHz) yang berfungsi sebagai carrier kemudian data dimodulasikan dalam tegangan AC tersebut.
- Berdasarkan pada skema rangkaian pengirim dan penerima pada remote control, terlihat bahwa logika 0 akan diwakili oleh adanya frekuensi 30-40 KHz, Logika 1 diwakili dengan tidak adanya frekuensi 30-40 KHz.
- Penerima (IRM8510) adalah penerima infrared yang telah dilengkapi oleh filter frekuensi 30-40 KHz sehingga penerima langsung mengubah frekuensi menjadi logika 0 dan 1.
6. Kesimpulan
Komunikasi data infrared adalah suatu transmisi data yang memanfaatkan sinar infrared. Jenis komunikasi data ini merupakan yang pertama kalinya dibuat sehingga terdapat banyak kekurangan seperti jarak yang terbatas dalam proses transmisi datanya, jika dibandingkan dengan jenis komunikasi data lain seperti Bluetooth, wireless dan lain-lain.Meskipun banyak memiliki kekurangan, komunikasi data infrared juga memiliki banyak kelebihan diantaranya harganya murah, mudah dibawa kemana-mana, tidak membutuhkan sinyal dan biaya, keamanannya dalam proses transmisi lebih terjamin dibandingkan yang lain. Karena kelebihannya itulah, komunikasi infrared juga banyak digunakan dalam alat elektronik seperti handphone, remote control dan sebagainya. Setiap device mengeluarkan sinar infrared yang berbeda-beda dimana dalam makalah ini menjelaskan tentang komunikasi data pada remote control sebagai aplikasinya. Selain juga lebih dikhususkan tentang komunikasi data pada remote control televisi.
Sumber :
http://pazzarattan.blogspot.co.id/2015/08/makalah-infrared-pengertian-sejarah-dan.html
http://goleklayangan.wordpress.com
http://kvinarshavin.wordpress.com
http://ittelkom.ac.id
http://ilmukomunikasidata.wordpress.com
http://www.shadut.com
http://kelompoksiji.blogspot.com
http://ilod13.co.cc
http://id.wikipedia.org
http://kvinarshavin.wordpress.com
http://ittelkom.ac.id
http://ilmukomunikasidata.wordpress.com
http://www.shadut.com
http://kelompoksiji.blogspot.com
http://ilod13.co.cc
http://id.wikipedia.org
0 komentar:
Posting Komentar